Jumat, 20 Juni 2014


Pengertian Ergonomi
Pengertian Ergonomi
Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya.

Definisi ergonomi dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
1. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
2. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya
3. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.


Perkembangan Ergonomi
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.

Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.

Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.

Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

Beberapa pakar juga memberikan definisi mereka sendiri tentang ergonomi. Mc Cormicks dan Sanders (1987) membagi ergonomi ke dalam tiga pendekatan, yaitu:
1. Fokus Utama
Fokus utama ergonomi adalah mempertimbangkan manusia dalam perancangan benda kerja, prosedur kerja, dan lingkungan kerja. Fokus ergonomi adalah interaksi manusia dengan produk, peralatan, fasilitas, lingkungan dan prosedur dari pekerjaan dan kehidupan sehari-harinya. Ergonomi lebih ditekankan pada faktor manusianya dibandingkan ilmu teknik yang lebih menekankan pada faktor-faktor nonteknis.
2. Tujuan
Ergonomi mempunyai dua tujuan utama yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan dan aktifitas-aktifitas lainnya serta meningkatkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan dari pekerjaan tersebut, termasuk memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan stres, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang besar dan memperbaiki kualitas hidup.
3. Pendekatan Utama
Pendekatan utama mencakup aplikasi sistematik dari informasi yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap desain produk dan prosedur yang digunakan serta lingkungan tempat menggunakannya.

Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task/the job to the man, yang artinya pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Hal ini menegaskan bahwa dalam merancang suatu jenis pekerjaan perlu memperhitungkan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja. Keadaan ini akan memberikan keuntungan dalam proses pemilihan pekerja untuk suatu pekerjaan tertentu. Mencari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang berat bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Namun mengupayakan cara kerja lainnya yang mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata-rata, akan mempermudah kita dalam mencari pekerja yang sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut.

Bidang kajian Ergonomi
Sesuai dengan definisi ergonomi yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa kajian utama dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai objek utama sesuai dengan prinsip fitting the task/the job to the man. Pada berbagai literatur terdapat perbedaan dalam menentukan bidang-bidang kajian ergonomi. Pada prinsipnya perbedaan tersebut hanya pada pengelompokkan perilaku-perilaku manusianya.

Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan, yaitu:
1. Penyelidikan tentang Display.
Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk angka-angka, tanda-tanda, lambang dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk statis, misalnya peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang menggambarkan perubahan variabel menurut waktu, misalnya speedometer.
2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik Manusia.
Dalam hal ini penyelidikan dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia pada saat bekerja dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang disesuaikan dengan kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktivitasnya.
3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat Kerja.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia.
4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja.
Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap mempengaruhi tingkah laku manusia.

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.
2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.
3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya
4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.

Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.

Perancangan atau pengevaluasian sistem kerja dengan hanya memakai pendekatan salah satu bidang ergonomi tidak akan menghasilkan solusi yang optimal bagi manusia, bidang kajian ergonomi pada akhirnya terfokus pada perbaikan sistem kerja (SB Hutabarat, 1996) dimana pengertian sistem menurut pendekatan ergonomi yaitu suatu entitas yang keluar dengan membawa suatu tujuan. Bailey (1992) mengatakan bahwa konsep suatu sistem adalah:
1. Memiliki tujuan
2. Mengetahui apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
3. Mampu mendesain komponen untuk mencapai tujuan
4. Mengkoordinasikan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan, sehingga secara menyeluruh, pendekatan ergonomi terhadap karakteristik suatu sistem adalah bahwa sistem memiliki karakter-karakter sebagai berikut:
• Memiliki tujuan
• Memiliki hirarki, dalam arti bahwa jarang ditemukan suatu sistem bersifat independen, namun suatu sistem pada umumnya adalah bagian dan sistem lain yang lebih besar
• Beroperasi dalam suatu lingkungan yang justru dapat mempengaruhi performansi sistem itu sendiri

Ergonomi Anthropometri
Istilah antopometri berasal dari kata “Anthropos” yang berarti manusia dan “Metrikos” yang berarti ukuran. Secara definisi anthropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain yang berbeda satu dengan lainnya (Wignjosoebroto,2003).
Selain itu, menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, yaitu: ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Anthropometri dibagi atas dua bagian, yaitu :
o Anthropometri Statis
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linear pada permukaan tubuh. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya adalah :
• Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang. Ada saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderung setelah 60 tahun.
• Jenis kelamin
Pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
• Suku bangsa (etnis)
• Sosio ekonomi
• Konsumsi gizi yang diperoleh
• Pekerjaan
• Aktifitas sehari-hari juga berpengaruh.
o Anthropometri Dinamis
Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksakan kegiatannya.
Terdapat tiga kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu :
 Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas.
ï
Contohnya : dalam pengukuran performansi atlet.
ï Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
 Pengukuran variabilitas kerja.
ï
Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.

Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :
Perancangan areal kerja (work station, interior, mobil, dll)
Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.
Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja komputer, dll.
Perancangan lingkungan kerja fisik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometry akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut.

Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk atau Fasilitas Kerja
Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk atupun fasilitas kerja akan dibuat. Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal.

Mengingat bahwa keadaan dan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya maka terdapat tiga prinsip dalam pemakai data tersebut, yaitu : perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan,dan perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata pemakainya.
Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim.
Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim ini terbagi atas dua yaitu perancangan berdasarkan individu terbesar (pada penelitian ini berdasarkan data anthropometri terbesar). Kedua adalah perancangan fasilitas berdasarkan individu terkecil (data anthropometry terkecil).
Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya.
Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakianya.
Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya; artinya hanya sebagain kecil dari dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan jika fasilitas tersebut dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan, tidak layak karena terlalu mahal biayanya
2.1 PENGERTIAN ERGONOMI
            Istilah ergonomi ilmu untuk mengukur kerja baik beban kerja maupun kemampuan kerja faktor manusianya

2.2 pengertian ergometri
Ergometri adalah ilmu untuk mengukur kerja baik beban kerja maupun kemampuan kerja faktor manusianya. Biasanya dua hal yang diukur dan dievaluasi, yaitu:
a.       Pemakaian energi oleh seorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaannya.
b.      Kemampuan kerja fisik maksimum atau sub-maksimum dari seorang tenaga kerja.
Oleh tubuh, ketika seseorang bekerja, energi kimia diubah menjadi energi mekanis dan panas. Untuk mendapat energi kimia diperlukan O2 sebagai bahan pembakar. Sehubungan dengan itu, banyaknya O2 yang dipergunakan untuk suatu kegiatan dalam menjalankan pekerjaan menjadi petunjuk mengenai pemakaian energi. Cara menentukan pemakaian energi dengan pengukuran O2 adalah cara tidak langsung, sebenarnya ada cara langsung yaitu mengukur kalori yang dikeluarkan oleh tenaga kerja dengan menggunakan alat calorimeter, tetapi cara demikian hanya dapat dikerjakan di laboratorium yang sangat canggih dan khusus. Dari pemakaian O2, banyaknya kalori yang dipakai untuk keperluan suatu pekerjaan dihitung dengan dasar persamaan 1 liter O2  = 4,7-5,0 kilokalori (kalori).
Untuk menentukan pemakaian tenaga pada pekerjaan sehari-hari, perlu dilakukan inventarisasi dari kegiatan seluruh hari.yang meliputi tidur, duduk, berjalan, bekerja, dan sebagainya dan berapa lama waktu berlangsungnya masing-masing kegiatan tersebut. Untuk setiap kegiatan, kemudian diukur pemakaian O2 atau digunakan nilai kalori kegiatan menurut table yang telah dibuat oleh peneliti atau dipublikasikan oleh instansi resmi. Pengukuran dan penilaian penggunaan energy biasanya dilakukan kepada tenaga kerja ketika sedang melakukan pekerjaannya. Untuk maksud tersebut, perlu metoda pengukuran O2  waktu tenaga kerja bekerja dan juga alat-alat yang digunakan. Alat dari metodologi yang digunakan adalah:
1.      Kantung Douglas. Dengan alat ini, tenaga kerja, melalui pipa dan katup meniupkan udara nafasnya ke dalam kantung selama waktu tertentu sehingga udara nafasnya terkumpul dalam kantung tersebut. Volume udara diukur dengan meteran gas dan udara dianalisis terhadap kadar O2, CO2, dan N2. Waktu pengukuran terbatas selama 2-5 menit, namun cara ini tetap merupakan cara yang sangat dipercaya.
2.      Meteran-Gas Kafranyi-Michaelis. Alat ini mengumpulkan dan mengukur udara ekspirasi secara terus-menerus dan mengambil sampel udara pada waktu-waktu tertentu. Lamanya pengukuran dengan alat ini dapat dilakukan 20-30 menit.
3.      Pnemotakhograf Wolf. Alat ini mengukur udara ekspirasi secara elektronis dan mengambil sampel udara dengan pompa elektris.
4.      Cara analisis kontinyu. Suatu alat yang menggabungkan pengukuran kontinyu dari udara ekspirasi dengan analisis gas secara polarografis, sedangkan pengukuran oksigen sewaktu-waktu dapat dibaca oleh pengamat melalui cara telemetris.
5.      Volume udara perbapasan per menit. Untuk menghindari analisis gas, maka kadang-kadang dipakai volume udara pernapasan per menit sebagai indicator pemakaian oksigen dan pengerahan energy. Dibayangkan, bahwa volume demikian sangat tergantung dari berbagai factor luar dan dalam tubuh sendiri. Maka dari itu penggunaannya sangat terbatas.
6.      Denyut jantung. Sebagai cara sederhana dapat dipakai bilangan denyut jantung untuk indeks penggunaan oksigen dan juga energy yang dipakai. Mudahnya cara ini dikerjakan menjamin kemungkinan penerapannya yang sangat luas, lebih-lebih mengingat, bahwa pengukuran penggunaan energy dengan memakai parameter denyut jantung dapat dilakukan sepanjang wakktu kerja dengan pengukuran langsung atau merekamnya secara telemetris atau menggunakan tape recorder. Denyut jantung berubah menurut beban kerja fisiologis. Kelemahannya ialah bahwa denyut jantung berubah pula pada posisi tubuh, keadaan lingkungan dan kondisi lain seperti kelelahan, emosi bahkan aktivitas seseorang diluar pekerjaan seperti misalnya merokok.

OTOMASI

Otomasi adalah suatu teknologi terkait dengan aplikasi mekanik, elektronik, dan komputer- didasarkan sistem untuk beroperasi dan mengendalikan produksi.
Teknologi ini meliputi:
  1. Alat masin otomat untuk memproses [part]
  2. Mesin perakitan otomatis
  3. Robot industri
  4. Material otomatis [yang] menangani dan sistem [gudang/penyimpanan]
  5. Sistem pemeriksaan otomatis untuk pengendalian mutu
  6. Pengawasan proses komputer kontrol balik
  7. Sistem komputer untuk perencanaan, pengumpulan data, dan  pengambilan  keputusan untuk mendukung memproduksi

apa itu otomasi?
- otomasi adalah sebuah bidang ilmu dimana kita dituntut untuk membuat / merubah sebuah mesin yang manual menjadi otomatis. pada dasarnya otomasi digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan hal – hal yang rutin, karena seperti kita tahu bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam hal ketelitian, beda hal nya dengan mesin / komputer. jadi otomasi ini dapet menggantikan fungsi pekerjaan manusia.

mengapa otomasi?
- karena kita hidup di jaman yang sudah modern, dimana semuanya serba otomatis. selain agar lebih mudah, otomasi juga dapat menghemat waktu, dan biaya. sehingga otomasi dapat mempercepat perkembangan dunia industri.


Jumat, 09 Mei 2014

Ragam Dialog 

Interaksi Manusia Komputer :

Pengertian dialog:
  • Umum, dialog adalah proses komunikasi antara 2 atau lebih agen, dalam dialog makna harus dipertimbangkan agar memenuhi kaidah semantis dan pragmatis.
  • IMK, dialog adalah pertukaran instruksi dan informasi yang mengambil tempat antara user dan sistem komputer.

Dialog Style :
  • Yaitu Cara yang digunakan untuk mengorganisasikan berbagai teknik dialog. Antar Muka yang menggunakan berbagai teknik dialog pada dasarnya adalah untuk memenuhi aspek “Ramah dengan Pengguna”, Konsep ramah dengan dengan pengguna ini menjadi tantangan tersendiri bagi perancang antar muka/pemogram aplikasi.

  • Pegang Teguh Konsistensi. Informasi disusun dalam formulir-formulir, nama-nama dan susunan menu, ukuran dan bentuk dari ikon, dll, semuanya harus konsisten diseluruh sistem. Konsisten mengijinkan banyak aksi menjadi otomatis. Jika ada aplikasi baru hadir dengan fungsi yang berbeda akan menyebabkan user harus mempelajari kembali operasi-operasi yang dilakukan. Misalnya: konsistensi di dalam menu bar untuk File, Edit dan Format
  • Sediakan Short Cut Bagi Pengguna Aktif. User yang bekerja dengan satu aplikasi dalam seluruh waktunya akan menginginkan penghematan waktu dengan memanfaatkan short cut. User mulai hilang kesabaran dengan urutan menu panjang ketika mereka sudah tahu pasti apa yang mereka kerjakan. Short cut keys dapat mereduksi jumlah interaksi untuk tugas yang diberikan. Designer dapat menyediakan fasilitas makro bagi user untuk membuat short cuts bagi dirinya sendiri. Dengan short cut membuat user lebih produktif.
  • Sediakan Feedback yang Informatif. Setiap aksi dari user harus ada feedback dari komputer untuk menunjukkan hasil dari aksi tersebut. Mis: jika user meng-”click” sebuah button harus secara visual ada perubahan bentuk atau bisa berupa bunyi yang mengindikasikan komputer telah meresponnya. Informasi feedback sangat penting bagi user, mis: Jika komputer sedang melakukan proses tertentu, maka perlu ada informasi.
  • Sediakan Error Handling yang Mudah. Error dapat menjadi masalah yang serius, sehingga designer harus mencoba mencegah user membuat error. Ketika errors terjadi perlu cara mengatasinya: Pesan error harus dinyatakan secara jelas apa kesalahannya dan menerangkan bagaimana kesalahan tersebut terjadi, Hindari pesan yang menakutkan atau menyalahkan user seperti: “FATAL ERROR 2005”, Juga sediakan informasi yang memudahkan untuk mengoreksi error tersebut, mis: “the date of birth entered is not valid. Check to be sure only numeric characters in appropriate ranges are entered in the date of birth fields….”
  • Izinkan Pembatalan Aksi. User memerlukan bahwa ketika mereka sudah memilih opsi dan membuat aksi, aktivitas itu dapat dibatalkan atau kembali ke kondisi sebelumnya dengan mudah. Mengijinkan user untuk belajar tentang sistem dengan melakukan eksplorasi. Jika mereka melakukan kesalahan, mereka dapat membatalkan aksinya. Jika user akan menghapus sesuatu yang substansial (mis: sebuah file), sistem harus meminta konformasi terhadap aksi tersebut.
  • Sediakan Fasilitas Bantuan (Help). User yang berpengalaman menginginkan bahwa mereka yang mengendalikan sistem dan sistem merespon mereka. Segala sesuatu yang mereka tidak tahu rasanya ingin segera mendapat jawabannya, oleh sebab itu fasilitas “help” penting untuk menolongnya agar segera mendapatkan solusi. User yang tidak berpengalaman ketika mengalami kesulitan dalam mengeksplorasi sistem juga perlu mendapat pertolongan yang mudah dan sederhana, fasilitas “help” yang lengkap, mudah dioperasikan akan menolong mereka mengatasi kesulitannya.
  • Kurangi Muatan Short-Term Memory. Orang mempunyai keterbatasan pada short-term memory-nya. Orang hanya mengingat sekitar 7 chunk informasi pada satu saat.